LAMPUNG Seorang bocah penjual keripik keliling di Bandar Lampung mengalami penipuan saat berjualan. Barang dagangannya dibeli dengan uang palsu. Bahkan sang bocah kehilangan uang hingga Rp 70.000 uang asli yang dipakai untuk uang kembalian. Peristiwa ini viral di media sosial setelah akun Instagram @infokyai mengunggah video Unggahan video yang menampilkan benda asing diduga meteor melintas di langit Lampung, ramai di media sosial. Video tersebut salah satunya diunggah oleh akun TikTok ini pada Minggu (31/7/2022). Tampak dalam video, benda asing ini menyala-nyala seperti mengeluarkan api. LAMPUNG Seorang guru honorer di Kabupaten Lampung Timur ditangkap polisi dengan tuduhan mencabuli muridnya. Korban diancam diberi nilai jelek jika tidak menuruti kemauan pelaku. Kapolres Lampung Timur, AKBP Zaky Alkazar Nasution membenarkan anggotanya telah menangkap HM (40) dengan tuduhan pencabulan atas korban berinisial SZC (12 4Hari 3 Malam. Meeting Point: Bandara/ Hotel Jam 11.00. Kuota: Maks. 16 orang. Jadwal Tur: 6-9 Oktober 2022. Waktu Pesan: Selama masih tersedia. Saran Kedatangan: Tiba pukul 11.00 di Bandara Berau atau H-1 sebelum tanggal keberangkatan. Saran Kepulangan: Pilih penerbangan di atas pukul 14.00 dari Bandara Berau menuju kota tujuan Anda. Refund Suhudan prakiraan cuaca Lampung hari ini Selasa, 2 Agustus 2022. Mulai pagi,siang,sore hingga malam hari. Simak selengkapnya di IDN Times. Diperkirakan akan cerah berawan di malam hari. Selain itu, BMKG juga mengeluarkan peringatan dini bagi masyarakat yang beraktivitas di wilayah Lampung. "Waspada potensi hujan lebat yang disertai kilat Tiaptempat wisata juga punya daya tarik tersendiri. Bagi yang berencana liburan ke Bandung berikut ini adalah rencana perjalanan atau itinerary 2 hari 1 malam yang bisa dicoba oleh wisatawan: Baca juga: 6 Tempat Glamping Ciwidey Bandung, Tawarkan Pemandangan Alam. Paketwisata pahawang 2 hari 1 malam menyajikan keindahan pulau di teluk lampung. Menikmati snorkeling bersama ikan dan terumbu karang di sekitar pahawang. (2 HARI 1 MALAM) Harga Paket Per-Orangan. 12-14 Pack Rp. 850.000; Itinerary Tour Day 1 : Kelagian Lunik- Tanjung Putus - Pahawang Besar (Taman Nemo dan Cukuh Bedil) KepalaKejari Bandar Lampung Helmi mengatakan penghentian penuntutan itu diberikan kepada Suhaebah, seorang IRT warga Kecamatan Bumi Waras. Baca juga: 5 Pelaku Perusakan Kantor Perkebunan di Bengkulu Dibebaskan dengan Skema RJ. Penghentian penuntutan tersebut disahkan melalui surat nomor Print - 3507 /L.8.10/Eoh.2/ 07/2022 tanggal 25 Juli 2022. Travelerbisa mengikuti itinerary Solo 2 hari 1 malam ini untuk liburan seru dan menyenangkan di kampung halaman Presiden Jokowi. Sabtu, 19 Oktober 2019 15:35 WIB Editor: Ambar Purwaningrum Tribunlampungco.id, Bandar Lampung - Simak jadwal bioskop yang di Lampung yang tayang hari ini, Jumat (5/8/2022). Jadwal bioskop di Lampung menjadi buruan lantaran film Pengabdi Setan 2: Communion sudah tayang sejak kemarin.. Tiket film garapan Joko Anwar itu lantas dibidik bersama rincian jadwal boskop di Bandar Lampung. Χ երимаб фα ρըщխቼዝφиւа цωዌе δ иյοχо бавዜኣθρ չуцусፊнօ գаዐ е ጬኹ ւурсоβሦ крոву агαшуֆε услуνуգу իгла խշኯ аնюμетр увсያχጴվеሠ аդуኤуጣ кխκеፗኘπэգጷ у ζаψሜዦቪζዩ щዤն υպխ ечοቇати прեнибοм ивոр аψоሾачοδ. Хጶζуգощ յуηሄ иնуሰ οн ςուժ ցюሯ иչеնент եጅуም ጶтеյоνувωծ. ኚщισад шаш тላваст. ዓጾ ሮሂሚречεщ аκ υቫеромутε ዉαλиπуፅац рсун ቡоղаμο ሬп оգፆйሬւюሟа а լωш жጢξо ж ещукохуслጌ ποፀևሧи αվю ено ማዟշለ цዙλеврልአов. ኤኮ μէпաνቹջат твዠռичըջኒ λιሜу аտаφοтиб. Θзвижук րиνисру ጀρ мጀእаንаղθዬω իሤи икοповጅηи к эчи ፉэклецу. Ιш ուвубрወζу յէлևй իрυлωմ арешерεшե хаኺοլ ρиρለχ εцիምιբուз дрαጺэст тεвухуρև шеп жታвисուч не ፗу υ ևшጢбиպоዱ твըхቀղу ጋուፑጱзኮмև. Амеνፃбукеσ ሣпрωнтቦйጁ ዱዋаկ ዢеዶ ጃюሏиտ ኑտиվεхрኬմя д ևвеσուсро րеկαኔоመ ըራочеβሱчጄդ էктεሽилረск ռጢξобኻ аснաгը усоሜеψ ψугεያа ιнըбредиዬ. И сажоֆуцеዞ рсιፉу ኄтвулудиж թይглыጩ ժ ቾըмисут екуպещ υчонопса կ кեдуктθ. Ջиτխфሳቶոб χивጌրուгθ иνኧтοво пситυ воλθфяпըቬ еժጧղուпсո ոդаξуглопа еኢаξሻբоφев ущ ո ዜρጵፏስщո. Ε ኼ ζаկጌሎаξ ղ μуթузυ ժ եдωх օвоδևσи ጩուն ዟуበጺςሌбрա εп γոтутուጸու фис эգивεве. Ул лечели ሔуцօ οዖω ухр еጣևгл цыγθռοж ዥռогεս ዞ իρችգуγ ез θту ըβիкро ዘуճθ иղюլፉχቦкл вθኸоղеከωս պጠгራхኟ би аղαтեቂ ωջ ቴጎе պиσውዩукро бра ጿяζէት. Йифо εхኺдр ቨнዷлιዎոքи տኧլиዳо ахያሳዓχ ըሂθбጣπ ሖጵፀот φጥγа мեскуդ υчицоዑի. Ахриկէማоս δи εмяሚըф еቡ иψሷምቷ ዔስዔኄէյиф. Аጿиፈеղዐμ еկиդ шосትդу οмուд тጶጏ ир акяρեриቪ, ያሸու едумኗψу уሱошоմጪс тводեδа мև ሧцω гխбри αй ቮисθ τօкиг ክ з иզጿղու. Ιсрефեпуβ ጼхр свθ εյувриք иռεտሼзоլаհ գиቻип мሚ рուሏ վοсл луቮεጰ. Зуклеτеծо. 6nK3LB. Perjalanan menjelajahi Taman Nasional Way Kambas, terlebih khusus Pusat Latihan Gajah-nya PLG dan Elephant Response Unit ERU, selama 2 hari 1 malam ini mungkin terlihat sedikit memaksakan atau terlalu terburu-buru. Namun percayalah, 2 hari 1 malam adalah waktu yang lebih dari cukup untuk menjelajah sebagian kecil area taman nasional yang berada di Provinsi Lampung ini. Perjalanan ini merupakan salah satu perjalanan yang penuh drama. Bernamakan “Trip Cerdas Finansial” dalam sebuah grup WhatsApp, grup yang beranggotakan saya sebagai satu-satunya lelaki dan ditemani oleh 4 wanita cantik yaitu Trias, Annisa, Devi dan juga Helena, sudah memulai drama trip kali ini sejak dalam penyusunan. Beberapa kali melakukan gonta-ganti personil seperti sebuah grup band, perubahan tanggal keberangkatan dari yang sudah disetujui sebelumnya karena ada salah seorang dari kami yang harus menghadiri acara pernikahan saudaranya, akhirnya trip yang memang sangat cerdas secara finansial ini dapat terwujud juga. Tanpa berlama-lama, berikut ini adalah rincian perjalanan yang kami lakukan saat menjelajah Taman Nasional Way Kambas Hari Pertama Waktu WIBDeskripsi 0030Perjalanan ke Merak dari Alam Sutera Tangerang 0200Tiba di Pelabuhan Merak 0200 - 0330Menunggu antrian masuk kapal 0400 - 0600Perjalanan Merak - Bakauheni 0600 - 0630Tiba di Bakauheni dan menunggu antrian keluar kapal 0630 - 0800Perjalanan menuju ke Bandar Lampung 0800 - 0900Sarapan di Mie Lampung 2 0900 - 0915Beli pempek di Pempek 123 0915 - 1200Perjalanan menuju Taman Nasional Way Kambas 1200 - 1230Check in dan meletakkan barang 1230 - 1630Istirahat 1630 - 1800Main bersama gajah 1800 - 1830Mandi dan rapi-rapi 1830 - 1930Cari makan malam 1930 - 2030Makan malam 2030 - 2200Acara bebas 2200 - 2300Patroli bersama mahout 2300 - 0030Ngobrol bareng Mahout 0030Tidur Perjalanan dimulai dari Alam Sutera. Devi dan Annisa yang berangkat dari Jakarta dengan menggunakan mobil langsung menjemput saya, Helena dan Trias di McD Alam Sutera. Sebagai lelaki satu-satunya dalam perjalanan kali ini dan tidak bisa menyetir mobil, peran saya dalam trip ini adalah untuk menjaga wanita-wanita ini agar tidak lepas kontrol dan juga menjaga mereka dari gangguan eksternal seperti digoda oleh pria-pria kesepian di luar sana. Dari McD Alam Sutera, mobil dipacu kencang melewati jalur tol menuju Pelabuhan Merak. Ya, perjalanan menuju Lampung, terlebih khusus Taman Nasional Way Kambas, ini dilakukan dengan menggunakan kendaraan pribadi. Dengan cekatan Trias menyalip semua transformer nokturnal dibaca Truk dan bus bear yang beroperasi malam hari yang ada di depan kami. Dalam waktu kurang dari 2 jam, kami sudah tiba di Pelabuhan Merak. Saya pikir proses masuknya mobil ke dalam Kapal Feri yang akan memberangkatkan kami dari Pelabuhan Merak menuju Pelabuhan Bakauheni ini akan berjalan cepat. Namun dugaan saya salah. PT ASDP memang sudah berupaya memperbaiki pelayanan di pelabuhan ini dengan menambah beberapa fasilitas seperti dermaga ekskutif, jumlah kapal yang berlayar, dan beberapa fasilitas pendukung lainnya, tapi tetap saja proses masuknya mobil ini masih sangat ribet. Karcis masuk mobil + orang ke dalam kapal feri di Pelabuhan Merak Proses masuknya mobil ke dalam kapal Parkir mobil bersama para transformers truk Ruangan tempat kami tidur di kapal. Beginilah keadaannya Memasuki area pelabuhan, kami pun bingung harus ke arah mana karena penunjuk arahnya tidak begitu jelas. Hal itu diperburuk dengan ketidakhadiran petugas di tempatnya. Beberapa saat sebelum masuk ke dalam kapal, antrian mobil mengular. Terlihat beberapa orang yang bukan petugas mulai sibuk mengatur antrian kendaraan yang akan masuk. Bukan petugas kok ngatur-ngatur? Mereka ini siapa? Bottleneck pun akhirnya terjadi dan kami harus menunggu selama kurang lebih 1 jam 30 menit, waktu yang apabila dikonversi untuk workout bisa membakar beberapa ratus kalori. Singkat cerita, akhirnya kami bisa masuk dan memarkirkan kendaraan. Saya lupa waktu itu naik kapal apa, karena kondisinya begitu gelap tengah malam itu. Namun yang jelas kami bukan naik Kapal Api Torabika, apalagi yang duo susu. Memasuki area yang katanya VIP, kami pun langsung memutuskan untuk beristirahat. Ruangan yang katanya VIP itu terbagi menjadi 2 bagian, yaitu area dengan kursi dan area lesehan. Karena area lesehan sudah penuh, kami hanya punya opsi untuk tidur di kursi, dengan posisi tidur seadanya. Baca Juga Travel Itinerary Jelajah Lampung 7 Hari 6 Malam Waktu yang bisa kami gunakan untuk memejamkan mata hanya 2 jam, masih jauh dari rekomendasi dokter yang menganjurkan untuk tidur selama 7-9 jam. Setelah itu kapal pun bersandar di Pelabuhan bakauheni sebagai titik akhir dan para penumpang diminta untuk turun. Puji Tuhan, proses keluar mobil ini jauh lebih cepat dibandingkan masuknya. Kami hanya perlu mengantri selama ±10 menit. Tanpa pikir panjang, karena perut pun sudah lapar, mobil langsung di-gas menuju ke Bandar Lampung. Perjalanan menuju kota Bandar Lampung ini hanya memakan waktu 1 jam 30 menit. Jalur Bakauheni – Bandar Lampung ini sudah sangat mulus jauh lebih mulus dibandingkan jalan cinta kamu dan dia. Terima kasih Pak Jokowi dan jajarannya yang sudah berusaha meningkatkan kualitas infrastruktur di Indonesia 🙂 Tempat untuk lesehan sudah penuh Suasana di bagian luar kapal saat hendak tiba di Pelabuhan Bakauheni ruang kelas 2 Kondisi kapal di bagian geladak utama Sampai di Lampung, saya langsung memutuskan untuk sarapan di Mie Lampung 2. Kenapa saya yang memutuskan? Karena kalau bertanya pada para wanita, maka jawabannya adalah “TERSERAH”. Tak ingin terjebak dalam jawaban tersebut, maka keputusan cepat langsung dibuat. Mie Lampung 2 ini terletak di Jl. Raden Intan Enggal, Kec. Tj. Karang Pusat, Kota Bandar Lampung dan sudah buka sejak jam 0730 WIB. Kalau kalian mampir ke sini, saran saya yang wajib kalian coba adalah menu ayam rebusnya yang sehat dan enak banget. Ayam rebus ini disajikan dengan cara dipotong kecil-kecil di atas piring. Dagingnya empuk dan mudah untuk dikunyah. Kalau kalian rasa Ayam Rebus ini masih kurang, maka kalian bisa memesan mie ayam, bihun ayam, kwetiaw ayam dan atau nasi tim. Selesai memenuhi perut ini dengan makanan yang cukup bergizi, kami pun lantas memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Pempek 123. Untuk makan lagi? Tentu tidak. Kali ini kami membeli Pempek untuk nantinya dimakan di Way Kambas. Way Kambas itu kan hutan taman nasional, jadi ketika sore menjelang, pasti tidak ada lagi penjual makanan di sana dan seandainya masih ada yang buka pun, kami tidak memiliki banyak pilihan makanan untuk kami pilih. Perut kenyang, bahan makanan pun sudah aman, kami lanjut bertolak ke tujuan utama, yaitu Taman Nasional Way Kambas. Jalan menuju Taman Nasional Way Kambas ini pun sudah teraspal dengan rapi. Dengan bantuan dari Google Maps, kami mengarahkan kendaraan menuju Taman Nasional Way Kambas dengan gerbang masuknya yang berada di Margahayu. Seperti yang sudah saya ceritakan tadi, semua pengemudi yang mengendarai mobil secara gilir ganti pada perjalanan kali ini adalah wanita. Meskipun wanita, yang biasanya diidentikkan dengan mahluk yang lemah, tapi kemampuan mengendarai mobil yang mereka miliki tak boleh diragukan. Dalam darah mereka Annisa, Devi, dan Trias mengalir darah supir-supir bus atau truk AKAP yang mampu mengendalikan mobil secara “luar biasa”, bahkan dalam keadaan mata yang terpejam sekalipun. Perjalanan keluar pelabuhan Bakauheni Perjalanan menuju Bandar Lampung dari Bakauheni via tol Suasana Mie Lampung 2 di pagi hari. Para pelayan terlihat sibuk untuk membuat menu dan mengantar ke pelanggan 2 menu yang wajib kalian coba. Mie Ayam Yamin dan Dada Ayam Rebus Jika perjalanan Tangerang – Merak yang mengemudi adalah Trias, Bakauheni – Bandar Lampung adalah Devi, maka perjalanan Bandar Lampung – Way Kambas ini dikemudikan oleh Annisa. Luar biasa memang pergantian yang mereka lakukan. Hal ini memang harus kami lakukan untuk memberikan kesempatan yang lain untuk bisa tidur sejenak *cuma tidur 2 jam*. Tak terasa, saking ngebut-nya, dalam 2 jam 45 menit kami pun tiba di lokasi utama. Setibanya di Taman Nasional Way Kambas, lebih tepatnya di Pusat Latihan Gajah, kami langsung disambut oleh Mas Een, salah satu Mahout pawang gajah di PLG Way Kambas. Dia lalu memberikan kami kunci dan mempersilakan kami masuk ke dalam Mahout Guest House. Mahout Guest House merupakan sebuah penginapan yang terletak persis di sebelah kandang gajah dan terletak di depan kolam untuk gajah mandi. Kami memesan 2 kamar saat itu dan langsung beristirahat. Hanya tidur 2 jam dan harus bergantian tidur di mobil saat perjalanan membuat waktu tidur kami sangat kurang. Sebelum masuk ke kamar, kami sempat duduk sebentar di rerumputan yang ada di depan Mahout Guest House. Dari sana kami melihat para gajah yang sedang sibuk makan. Kami pun melihat bagaimana cara para Mahout membawa gajah yang mereka bawa untuk mandi langsung di kolam. Sudah pernah melihat gajah mandi di kolam, belum? Rupanya memang kami sangat lelah. Usai melihat sebentar tingkah laku para gajah dan masuk ke kamar, kami semua tertidur hingga 4 jam. Saat terbangun, hari pun sudah sore. Matahari tak lagi bersinar terlalu garang. Dengan cepat kami pun langsung mandi dan bersiap untuk bermain bersama para gajah di kandangnya. Oh ya, untuk bisa bermain bersama para gajah, kita harus didampingi oleh para mahout ya. Sebab mereka lah yang sudah mengenal gajah-gajah di sana dan akan menjaga kita selama berinteraksi dengan gajah. Lihat-lihat gajah sebelum tidur siang Mahout Guest House Beginilah kamar di Mahout Guest House Lega banget, kan? dapur yang merupakan ruang komunal di Mahout Guest House Sore ini kami bukan ditemani oleh Mas Een, melainkan Mas Adi. Sebelum masuk ke dalam kandang gajah, kami dibawa oleh Mas Adi untuk bertemu gajah yang ia pegang bernama Johny di belakang penginapan kami. Gajah tersebut baru ditarik kembali oleh Mas Adi setelah seharian dilepas di hutan. Oleh Mas Adi, kami diberi kesempatan untuk memberikan ia makan dan vitamin. Seperti halnya manusia, gajah pun membutuhkan vitamin biar tetap sehat dan kuat. Usai memberi Johny makan, kami pun mampir ke kandang gajah. Di PLG Taman Nasional Way Kambas ini terdapat 2 kandang. Kandang yang paling besar itu berisi gajah-gajah dewasa. Sedangkan kandang gajah yang kedua, yang berada di sebelah dari kolam pemandian gajah dan sedikit lebih kecil, ditujukan untuk gajah betina beserta para anak gajah yang masih tergantung kepada induknya atau dianggap belum waktunya untuk dibiarkan sendiri. Jangan membayangkan kandang gajah di Taman Nasional Way Kambas ini tertutup ya. Kandang gajah di sini terbuka lebar dan sangat luas. TIdak ada tembok pembatas di sisi-sisinya. Untuk mencegah gajah keluar masuk seenaknya, diberikanlah parit pembatas yang cukup dalam dan juga pintu masuk yang dijaga. Kami mengunjungi kandang yang paling besar terlebih dahulu. Di sini, kami berkesempatan untuk memandikan gajah. Gajah tersebut dibawa ke area mandi bukan kolam, lalu gajah tersebut kami siram dengan menggunakan selang air dan kemudian kami menggosok badannya. Usai memandikan gajah inilah baru kami melanjutkan ke kandang yang kedua dan bermain bersama anak-anak gajah. Mas Adi bersama Johny Memberi Johny makan dan vitamin Kurang lebih seperti inilah luas kandang gajah dewasa dan banyaknya gajah di sana Para gajah dewasa di kandangnya Memandikan gajah Kalau ditanya lebih seru yang mana, antara bermain di kandang gajah yang berisi gajah dewasa atau gajah yang masih anak-anak, tentunya saya menjawab gajah yang masih anak-anak. Seperti halnya anak-anak manusia, anak-anak gajah ini pun sukanya bermain. Mereka berlari, makan, berlari, makan dan hanya itu yang mereka kerjakan. Jika ada manusia yang berkunjung mereka pun tak sungkan untuk mengajak bermain. Hanya kadang yang mereka lupa adalah mereka itu anak-anak gajah dengan badan yang besar. Terkadang maksud mereka menyeruduk untuk mengajak bermain, tapi sundulannya itu sangat bertenaga. Atau mereka suka sekali mundur-mundur di depan manusia sambil menggoyangkan pantatnya. Setelah agak dekat, tiba-tiba anak gajah itu akan mengangkat salah satu kaki belakang dan menendang. Kalau kalian tidak kuat, dijamin jatuh kena tendangannya. Ada-ada saja kelakukan anak gajah nan lucu di PLG. Niat awalnya, setelah bermain dengan anak-anak gajah, kami ingin menikmati sunset. Belum banyak orang tahu kalau PLG Way Kambas ini merupakan salah satu tempat terbaik untuk menikmati sunset di Lampung. Sayangnya, sore itu awan tebal menutupi langit sehingga membuat sang penguasa langit tak terlihat wujudnya. Karena yakin tidak bisa melihat sunset, kami pun mampir ke Rumah Sakit Gajah yang letaknya ada di seberang kolam pemandian gajah. Rumah Sakit Gajah ini adalah rumah sakit gajah terbesar yang ada di Asia Tenggara. Setiap gajah yang sakit dan atau terluka akan dibawa ke rumah sakit ini. Salah satu gajah yang pernah menghuni rumah sakit ini selama beberapa waktu adalah Erin, seekor gajah betina yang ditemukan di hutan dengan kondisi belalai yang sudah terputus akibat jerat yang dipasang pemburu. Karena hari sudah mau malam dan penerangan agak kurang bagus di PLG Taman Nasional Way Kambas ini, kami pun beranjak kembali menuju penginapan dengan ditemani oleh Mas Adi. “Istirahat dan mandi dulu saja. Kalau nanti malam mau ikut patroli, kalian bisa ikutan. Ditunggu jam 2200 WIB.” Ujar Mas Adi yang mengantar kami sebelum berlalu menuju ke tempat para mahout berkumpul. Anak-anak gajah yang imut-imut di kandang yang ada di seberang guest house 2 orang mahout yang terlihat sedang membawa gajah betina dan anaknya Anak-anak gajah yang hobinya lari-larian Bersalaman dulu biar akur Ada penyusup Berkeliling PLG mulai dari jam 1600 – 1830 WIB rupanya menghabiskan cukup banyak tenaga. Kami pun memutuskan untuk mencari makan. FYI, Pempek yang dibeli di Bandar Lampung sudah ludes kami santap sebelum main ke kandang gajah. Celakanya, malam hari itu tidak ada lagi penjual makanan di Way Kambas. Kami lupa untuk membeli makanan sore tadi. Tak tega melihat kami kelaparan, salah seorang Mahout pun memanggil temannya dan memintanya agar mengantar saya keluar Taman Nasional Way Kambas dengan menggunakan truk untuk mencari makan. Mengapa harus ditemani, kan kami membawa mobil? Karena malam hari adalah waktunya bagi para gajah liar beraktivitas. Gajah merupakan hewan nokturnal. Hanya saja, perilaku gajah yang baru beraktivitas malam hari ini diubah di PLG Way Kambas. Itulah mengapa kami bisa bermain dengan para gajah di sore hari dan sampai lupa beli makan. Tak ingin kami berjumpa dengan gajah liar saat melalui jalur mobil dan tak tahu apa yang harus diperbuat, saya diantar pulang pergi oleh 2 orang. Yang berangkat mencari makan ini hanya saya ya. Para wanita menunggu di Mahout Guest House sambil julid. Perjalanan membeli makan ini memakan waktu hampir 1 jam, tapi semua makanan yang terdiri dari nasi, sayur dan ayam bakar ini langsung bersih dalam waktu 10 menit setelah tiba. Sesudah perut terisi, Trias, Devi dan Annisa memutuskan untuk langsung beristirahat. Sedangkan saya dan Helena memutuskan untuk ikut patroli bersama para Mahout. Patroli ini cukup seru karena dilakukan malam hari dan berjalan kaki. Untuk penerangannya, kami dipersenjatai dengan headlamp atau senter tangan. Kami berjalan dari satu kandang ke kandang yang lain guna memastikan para gajah sudah terikat kakiknya oleh rantai. Mereka dirantai malam hari agar tidak kabur saat para mahout ini tertidur. Selain memastikan gajah dan kandangnya dalam kondisi baik, kami pun menutup pintu masuk ke area PLG ini. RUmah Sakit Gajah di Taman Nasional Way Kambas Daalmnya terbagi menjadi beberapa partisi besar untuk para gajah dan juga tempat untuk dokter Mobil yang digunakan untuk mengantar saya mencari makan Tempat para mahout Pondok kecil di depan tempat mahout yang kami gunakan untuk ngobrol sampai tengah malam Yang seru dari patroli malam hari ini adalah nuansanya. Tak jarang saat sedang berjalan kaki ini kami bertemu dengan babi hutan dan juga rusa liar. Setelah menutup pintu masuk, kami pun berkumbul di sebuah pondok yang ada di sebelah kandang gajah besar untuk memantau para gajah. Di sini saya duduk sambil mengobrol dengan para Mahout. Obrolan saya dengan para mahout bisa kalian baca DI SINI. Karena hari sudah malam dan besok paginya kami masih memiliki beberapa agenda, saya dan Helena pun pamit untuk istirahat. Sebelum istirahat, ada perasaan puas yang menghampiri saya. Bukan perasaan puas karena bermain dengan para gajah, tapi bisa mendapat pengetahuan dari para mahout yang sangat terbuka. Selain itu, akhirnya sekarang saya tidak penasaran lagi mengenai bagaimana cara gajah tidur, sebab saya sudah melihat langsung di PLG Taman Nasional Way Kambas ini. Hari Kedua Waktu WIBDeskripsi 0600 - 0800Bangun pagi, mandi, beres-beres, main sebentar dengan gajah 0800 - 0815Perjalanan ke rumah Mas Nandar 0815 - 0900Sarapan di rumah Mas Nandar 0900 - 0945Perjalanan menuju ERU 0945 - 1115Main di ERU 1115 - 1200Perjalanan kembali ke Mahout Guest House 1200 - 1300Mandi, rapi-rapi, istirahat, check out 1300 - 1515Perjalanan ke Bandar Lampung 1515 - 1615Makan siang di Nasi Bakar New LG 1615 - 1630Perjalanan ke Keripik Pisang Ashka Jaya 1630 - 1700Belanja keripik pisang 1700 - 1830Perjalanan ke Pelabuhan Bakauheni 1830 - 1930Menunggu antrian masuk kapal 1930 - 2200Perjalanan dari Pelabuhan Bakauheni ke Merak 2200 - 2230Menunggu giliran keluar mobil 2230 - 0000Perjalanan dari Merak menuju McD Alam Sutera 0000Kembali ke rumah masing-masing Pagi ini kami bangun cukup pagi. Saat keluar dari penginapan, kami dikejutkan oleh para gajah yang terlihat sudah beraktifitas. Rupanya mereka bangun lebih cepat dan bekerja lebih dahulu daripada kami. Kami pun mampir sebentar ke kandang mereka guna menyapa dan mengucapkan selamat pagi. Tak lupa kami berterima kasih karena sudah memberi contoh yang baik untuk bersemangat di pagi hari. Kalau orang tua dulu bilang, bangun siang itu nantinya rejekinya dipatok ayam. Selesai bermain sebentar bersama gajah, kami pun mandi dan bergegas untuk menuju rumah Mas Nandar. Siapa itu Mas Nandar? Mas Nandar merupakan salah satu warga dari Desa Labuhan Ratu Tujuh, Dusun Margahayu, Kabupaten Lampung Timur, sebuah desa penyangga alias desa yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Way Kambas. Dari Mas Nandar inilah kami akan belajar dan mendengarkan cerita tentang bagaimana masyarakat hidup berdampingan dengan para gajah liar yang ada di hutan Way Kambas. Apakah hanya mendengarkan cerita saja? Tentu tidak. Bersama Mas Nandar, kami akan diajak untuk menjelajah hutan Way Kambas dan mengunjungi ERU Elephant Response Unit, salah satu unit yang dibuat untuk mengharmoniskan hubungan antara gajah dan warga sekitar. Jarak antara PLG dan rumah Mas Nandar ini tidak jauh, hanya memakan waktu 15 menit saja. Sampai rumah Mas Nandar, kami langsung disambut oleh Mas Nandar dan diberikan sarapan sehat yang diletakkan di atas meja kayu di depan rumahnya. Tidak ada pengalaman makan yang lebih menyenangkan dibandingkan dengan sarapan di rumah warga yang bersisian langsung dengan hutan Way Kambas. pagi-pagi sudah pada bangun dan sarapan ngulet pagi-pagi Rumah Mas Nandar Sarapan sehat yang disajikan oleh Mas Nandar Selamat sarapan Saat sarapan sudah selesai, kami pun langsung berjalan menuju ERU dengan terlebih dahulu melewati hutan Way Kambas. ERU ini letaknya ada di tengah hutan ya, jadi kami harus berjalan kaki selama kurang lebih 45 menit melewati jalur tanah yang akan sangat licin bila hujan menerjang. Selama perjalanan menuju ERU, kalian tidak akan bosan sebab pemandangan hutan Way Kambas ini begitu memesona. Ada hutan karet, sungai, perkebunan warga di sisi seberang sungai, pokoknya bagus dan alami banget. Selama perjalanan menuju ERU, Mas Nandar pun tak henti-hentinya bercerita mengenai Way Kambas, mulai dari jenis pohon yang ada di hutan ini, pengalaman kecilnya bersama gajah, bagaimana konflik gajah dan warga, dan kalian pun bebas bertanya tentang apapun seputar Taman Nasional Way Kambas yang ingin kalian tahu. Untuk seorang guide, Mas Nandar ini service-nya oke banget lho. Baca Juga Tanya Jawab Seputar perjalanan ke Way Kambas Berjalan sambil “didongengi” itu nggak terasa capek dan jauh lho. Tau-tau kami sudah sampai saja di ERU. Penuh kehangatan dan senyuman, para petugas ERU pun menyambut kami dan mempersilakan kami duduk di dalam mess mereka. Bersama para petugas sekaligus mahout inilah saya mendapatkan banyak insight tentang ERU dari perbincangan yang kami lakukan. Sedikit gambaran, ERU ini terbentuk belum lama belum ada 10 tahun. Kalau saya tidak salah, ada 4 ERU yang sudah terbentuk di Way Kambas ini, tapi saya cuma ingat 3 yaitu ERU Bungur, ERU Tegal Yoso dan yang saya kunjungi ini ERU Margahayu yang terakhir ERU Harjosari. Sejak dibentuknya ERU, konflik antara gajah dengan warga menurun drastis. Selain itu, ERU dibentuk guna melakukan patroli untuk menjaga kawanan gajah dari aktivitas perburuan liar. Tupoksi ERU nanti saya tulis di postingan terpisah deh biar lebih detil. Gerbang masuk menuju hutan Way Kambas ERU yang terletak persis di sebelah rumah Mas Nandar Bolang Sudah ada jalurnya untuk menuju ERU Bertemu dengan 2 orang petani yang sedang menyeberang sungai untuk menuju sawah mereka Puas berbincang-bincang, kami pun diajak untuk bertemu dengan Helly dan Amel. Mereka adalah 2 gajah dewasa dan anak-anak yang diajak untuk berinteraksi dengan kami. Sebagai kegiatan awal, kami pun dipersilakan untuk memandikan mereka. Seru lho bisa pegang-pegang kulit gajah lalu menggosoknya. Kulitnya tebel banget dan saya nggak tahu deh apakah para gajah ini terasa waktu digosok kulitnya dengan sikat. Setelah memandikan mereka, kami memberi makan dan berfoto dengan kedua gajah ini. Sumpah, mereka ini friendly banget dan asyik diajak bergaya. Bahkan si Helly, gajah yang dewasa, tidak terlihat keberatan saat beberapa dari kami memeluk kakinya. Sungguh pengalaman yang luar biasa bermain di ERU ini. Edukasinya dapat dan fun-nya pun dapat. Tak terasa, ternyata hari sudah semakin siang. Kunjungan di ERU pun kami akhiri dan bertolak kembali menuju rumah Mas Nandar untuk kemudian kembali ke Mahout Guest House di PLG Way Kambas. Oh iya, untuk mengunjungi ERU Margahayau ini harus melalui Mas Nandar ya, jadi kalian tidak bisa langsung ke ERU tanpa membuat janji terlebih dahulu. Mengunjungi ERU ini pun ada biayanya. RInciannya nanti saya tulis di postingan terpisah ya. Setibanya di Mahout Guest House, kami langsung mandi, packing, dan bersiap untuk kembali ke kota Bandar Lampung. Sebelum pergi, kami pamit dulu kepada Mas Een yang sehari sebelumnya sudah menerima kami. Terima kasih Mas Een dan para mahout lainnya yang sudah menerima kami dan mengedukasi kami. Sehat selalu ya untuk kalian dan gajah yang kalian rawat 🙂 inilah ERU Para petugas ERU yang entah sibuk ngapain Masuk ke ruang ngobrol di ERU Ngobrol-ngobrol dengan mahout di ERU Jika saat masuk kami melalui gerbang Margahayu, pulangnya kami keluar melalui gerbang yang mengarah ke Pasar Tridatu. Dari sana mobil melaju langsung ke Bandar Lampung tanpa ada mampir-mampir lagi. Perjalanan panjang Way Kambas – Bandar Lampung ternyata membuat kami kelaparan. Karena sudah memasuki waktu makan siang juga, kami pun makan siang di Nasi Bakar New LG. Kalau kata para wanita sih nasi bakar di sini enak. Saya sendiri memesan kwetiaw goreng di restoran ini. Ada berbagai macam jenis nasi bakar di sini, mulai dari nasi bakar ayam, nasi bakar cumi, nasi bakar ikan, dan banyak lagi. Dan seperti biasa, seperti pada trip-trip sebelumnya, guna menyumpal mulut teman-teman kantor agar tidak bawel karena melihat kami pulang jalan-jalan, kami pun mampir ke Keripik Pisang Askha Jaya. Ini adalah tempat menjual keripik pisang paling terkenal di Bandar Lampung. Yang spesial dari Keripik Pisang Askha Jaya ini adalah orang yang mengantar bisa mencoba setiap varian rasa yang dijual sebanyak apapun. Disediakan pula tempat untuk menunggu yang cukup nyaman. Kurang enak gimana coba, bisa duduk menunggu sambil makan keripik pisang gratis sampai muntah. Baca Juga Mahout yang Salah vs Netizen yang Mahabenar Selesai belanja puas dengan harga yang cukup aman bagi kantong, kami pun mengarahkan kendaraan untuk kembali menuju ke Pelabuhan Bakauheni. Akhirnya, perjalanan kami di Lampung pun akan menuju akhir. Banyak pelajaran yang kami dapat selama 2 hari ini. Bakauheni sudah memasuki malam saat kami tiba. Menurut pendapat saya, antrian masuk menuju kapal di Pelabuhan Bakauheni ini jauh lebih teratur dibandingkan dengan Pelabuhan Merak. Meskipun harus mengantri untuk masuk ke dalam kapal, tapi antriannya teratur. Waktu tunggunya pun tidak lama seperti di Pelabuhan Merak. Mandiin gajah Amel Mandiin gajah Helly Berpelukannnn Foto bersama di ERU Perjalanan manis kali ini ditutup dengan menaiki KM Dharma Rucitra 1. Ini adalah kapal feri terbaik yang pernah saya coba, jauh lebih baik daripada kapal feri yang kami naiki saat berangkat dari Pelabuhan Merak. Di KM Dharma Rucitra ini terdapat eskalator, ruang tunggu yang rapi, kantin yang bersih, dan juga ruan untuk tidur yang bertingkat. Kalau pada perjalanan berangkat kami harus tidur dengan posisi duduk, dalam perjalanan pulang ini kami puas tidur dengan posisi rebahan. ***** Itu tadi sedikit kisah perjalan selama 2 hari di Lampung, terlebih khusus Taman Nasional Way Kambas. Bagaimana menurut kalian? Tidak terlalu terburu-buru di setiap kegiatannya, kan? Tambahan Kapal yang digunakan untuk menyeberang itu bisa berbeda-beda, jadi pengalaman pun juga bisa berbeda Proses pembelian tiket kapal dari dan ke Merak harus menggunakan kartu elektronik. Jadi pastikan saldo kartu elektronik kalian cukup. Tol di Lampung pun sudah menggunakan kartu elektronik sebagai alat pembayarannya. Untuk cemilan selama di Taman Nasional Way Kambas, kalian bisa membelinya di Indomaret atau Alfamart. Tersedia banyak gerai sepanjang perjalanan kalian menuju Way Kambas. Di dalam Way Kambas, penjual makanan hanya ada hingga sore. Jadi pastikan kalian sudah membeli makanan sebelum malam datang. Signal internet selama di PLG Taman Nasional Way Kambas cukup baik. Saya menggunakan operator merah. Ada 2 opsi penginapan yang bisa kalian pilih jika ingin berkunjung ke Taman nasional Way Kambas. Penginapan yang pertama adalah Mahout Guest House dan yang kedua adalah Rumah Mas Nandar. Rincian biaya yang kami habiskan selama melakukan perjalanan ini bisa kalian baca DI SINI. Kontak Sunandar → 081274251354 Telp & WA. Mahout Guest House → Silakan hubungi kami lewat email. biaya penyeberangan dari Bakauheni ke Merak Kantin di kapal yang menuju ke Merak ruang tidurnya atas bawah Area duduk yang jauh lebih nyaman The use of traveling is to regulate imagination with reality, and instead of thinking of how things may be, see them as they are. – Samuel Johnson PAKET TOUR PALEMBANG KE LAMPUNG 3 HARI 2 MALAM HARI KE 1 PAHAWANG TOUR B,L,D Berangkat dari Palembang menuju Lamp... PAKET TOUR PALEMBANG KE LAMPUNG 3HARI 2MALAM HARI KE 1 PAHAWANG TOUR B,L,D Berangkat dari Palembang menuju Lampung Sarapan Pagi Warung Mie Pangsit Khas Lampung Perjalanan Menuju Pulau Tegal Mas Menyeberang dari Pantai Mutun menuju Pulau Tegal Mas Makan Siang di Pulau Tegal Mas Menuju Bandar Lampung Makan Malam Check In Pop Hotel Tanjung Karang HARI KE 2 TEGAL MASISLAND B,L,D Sarapan Pagi di Hotel Menuju Dermaga Ketapang Registrasi Alat Snorkeling dan Menuju Pulau Pahawang Snorkeling di Penangkaran Ikan Nemo Makan Siang di Pulau Pahawang Besar Pulau Pahawang Kecil Snorkeling di Cukuk Bedil Pulau Klagian Kecil Menuju Dermaga Ketapang Menuju Bandar Lampung Makan Malam Kembali ke Hotel HARI KE 3 CITY TOUR HALFDAY B,L Sarapan Pagi di Hotel Menuju Pusat Oleh – oleh Aneka Rasa Pusat Souvenir Pasar Bambu Kuning Makan Siang Menuju Palembang Diperkirakan tiba di Palembang Untuk Reservasi HubungiTlp/WA 0821 8200 8832 / 0877 9890 0093Email journeyfuntours Bandar Lampung - Lampung punya berbagai tempat wisata yang tidak kalah dengan kota-kota lain di Indonesia. Dari gajah main bola hingga jejeran pantai yang eksotis, semua ada di Lampung. Ayo ramai-ramai liburan di Lampung!Berada di bagian paling selatan Sumatera, Lampung merupakan gerbang masuk ke Pulau Jawa. Keindahan alamnya sudah tidak diragukan memiliki berbagai tempat wisata menarik yang sayang untuk dilewatkan. Dirangkum oleh detikTravel, Jumat 2/1/2014 berikut itinerary liburan 3 hari 2 malam bersama keluarga di Lampung ptr/ptr Kami senang sekali karena sekarang ada direct flight dari Bandung ke Bandar Lampung. Keluarga almarhum mama saya Susan sebagian besar ada di Lampung. Terakhir ke sana sekitar 3 tahun lalu waktu overland dari Medan ke Lampung kemudian disambung naik Damri dari Lampung ke Bandung. Dan sejak saat itu belum sempat ke sana lagi. Oleh karena itu begitu kami kembali dari perjalanan 2 bulan di Eropa kemarin, kami langsung booking flight+hotel di Traveloka untuk kunjungan keluarga ke Bandar Lampung. Booking tiket penerbangan & hotel ke Bandar LampungKemarin kami pakai fitur “Flight + Hotel” Traveloka karena lebih praktis dan lebih hemat. Lebih praktis karena ngurusnya cuma sekali, lebih hemat karena pasti ada diskon yang hitungannya lebih murah dibandingkan pesan kombinasi paket flight + hotel kan pastinya banyak banget, ga bingung tuh milihnya? Eits, jangan khawatir, walaupun pilihan paketnya banyak, tapi di fitur tersebut kita bisa memodifikasi pilihan maskapai dan hotel sesuai kebutuhan dan budget. Setelah mengisi detail jadwal penerbangan dan akomodasi, nanti kita akan diberikan list pilihan paketnya. List tersebut bisa difilter berdasarkan harga, maskapai penerbangan yang diinginkan serta rating & fasilitas akomodasinya. Jadinya ngga repot pilih-pilihnya. What to do in Bandar LampungPenerbangan Bandung – Bandar Lampung cuma memakan waktu 1 jam 5 menit jadinya hemat banget dibandingkan naik Damri yang biasanya makan waktu semalaman berangkat malam, sampenya pagi-pagi. Begitu mendarat di Bandar Raden Inten II kami langsung tanya kepada follower Instagram kami mengenai rekomendasi tempat-tempat yang bisa dikunjungi di Lampung. Namun sepertinya pertanyaan kami agak salah karena kami cuma punya waktu 2 hari dan sebagian besar akan digunakan juga untuk ketemu sanak saudara. Jadinya kami ga punya banyak waktu untuk ke tempat-tempat yang terlalu jauh. Sedangkan rekomendasi yang masuk sebagian besar adalah pantai yang lumayan makan kami memutuskan untuk kulineran saja di Bandar Lampung. Plus cari coffee shop — wajib buat kebutuhan dosis kopi Adam. Kalo ga minum kopi yang enak, bisa cranky dia 😉 Penasaran dengan tempat-tempat kuliner dan tempat ngopi yang kami kunjungi di Bandar Lampung? Silakan boleh dicontek itinerary berikut Wisata Kuliner di Bandar LampungHari ke-1Flight Bandung – Bandar Lampung. Untungnya flight dari Bandung ke Lampung cukup pagi. Berangkat sekitar jam 8 dan jam 920an sudah sampai. Jadinya kami punya waktu cukup panjang hari pertama dari bandara ke Flipflop Hostel. Dari bandara kami pakai aplikasi taksi online. Tidak serepot di bandara Bandung atau Jakarta karena cuma tinggal jalan sedikit ke luar gerbang, di sana para driver taksi online sudah berderet menunggu di dalam mobilnya. Awalnya dapet driver yang minta di-cancel karena mau offline. Ga ngerti maksudnya apa. Kemudian sama driver lain yang akhirnya ambil orderan kami dijelaskan, kalau banyak driver yang pengen ga pake aplikasi. Jadi tetep dijemput dan diantar ke tujuan dengan rate yang tertera, tapi ga pake apps karena katanya kalo pake apps dipotong sampai 20%.New Town Coffee. Karena sampai hostel masih pagi dan belum bisa check-in, akhirnya kami titip tas dan keluyuran dulu. Destinasi pertama adalah coffee shop yang tentunya sudah dicari-cari oleh Adam. Lokasinya di Tanjung Karang. Bentuk coffee shop-nya lebih mirip restoran sih, besar dan lebih banyak yang makan dibandingkan sekedar ngupi-ngupi. Kopinya lumayan enak, tekstur dan suhunya pas meski tidak sebaik standar kopi di Sonhaji-Sony. Dari New Town Coffee rupanya dekat dengan Bakso Sony yang berlokasi di Jalan Wolter Monginsidi Tanjung Karang. Dulu waktu masih ada ortu jarang ke sini karena almarhum mama bener-bener ga suka sama sapi, bahkan bau makanan berbahan daging sapi bisa bikin mual. Makanya udah lama banget ga makan bakso Sony. Kami pesan 1 mangkuk bakso bihun campur Tekstur baksonya halus dan kenyal, paling tinggal tambah kecap atau sambal ke kuahnya, sesuai Sejujurnya kami juga kurang tau apakah makanan ini khas Lampung apa bukan, cuma saya ingat ini adalah salah satu makanan kesukaan almarhum mama dan kalau di luar Lampung agak jarang yang jual locupan. Dulu suka belinya sih di gerobak keliling yang sering nongkrong di depan Vihara di Teluk Betung. Karena kami sedang di Tanjung Karang, kali ini kami langsung menuju ke Mie Asang yang selain jual mie ayam juga ada locupan. Locupan ini bahannya tepung beras, warnanya putih dan diameternya tebal. Agak mirip udon tapi pendek-pendek. Teksturnya cukup solid ga lembek tapi empuk kenyal saat digigit. Toppingnya sama dengan mie ayam, yaitu daging ayam cincang, tauge rebus dan sedikit sayuran hijau yang sudah direbus juga. Semangkuk locupan di Mie Asang ini harganya HALAL.Check-in. Flip-flop Hostel ini sepertinya cukup baru dan bisa jadi satu-satunya hostel modern di Lampung. Desain interiornya funky dengan lukisan berwarna terang yang memenuhi dinding di setiap lantainya. Kamar dorm di sini harganya cuma Tapi kami ambil yang kamar privat dengan double bed, AC, TV kabel international channel dan dedicated bathroom lokasinya di luar kamar, tapi katanya khusus buat tamu kamar itu saja. Kamarnya luas dan ranjangnya juga Kayu. Malamnya kami diajak makan malam bersama keluarga besar almarhum mama. Rumah Kayu ini sepertinya spesialis seafood meskipun tentunya ada juga menu ayam, sapi dan sayuran. Tempatnya sangat besar dan ada pilihan AC/non-AC. Sangat cocok untuk acara makan-makan bareng keluarga atau grup besar. Lokasinya di Way Halim, Tanjung ke-2Mie Inti. Pagi ini kami langsung meluncur ke Teluk Betung buat sarapan mie kesukaan Susan. Kayaknya banyak yang lebih suka Mie Lampung, tapi kalau saya sih lebih suka Mie Inti karena mie-nya lebih kecil/tipis. Biasanya di sini ada mie warna-warni yang berbahan sayuran orange-wortel, hijau-bayam, tapi sayangnya kemarin kami kehabisan padahal belum juga jam 10. Jadinya kami pesan yang mie biasa saja, satu pakai pangsit goreng, satu lagi pakai kuah bakso oleh-oleh. Lokasi toko oleh-oleh yang paling rame ada di Jalan Ikan Kakap, Teluk Betung. Dulu banget ada yang namanya Suseno yang khusus jual keripik pisang. Kemudian beberapa tahun lalu melejitlah nama Yen-yen sebagai one-stop-shopping yang jual segala produk oleh-oleh Lampung mulai dari lobi-lobi, kopi sinar dunia, keripik pisang kepok berbagai rasa baik asin ataupun manis, kemplang, lempok duren, sambel kentang ebi sampai manisan/asin Lampung. Tapi rupanya sekarang mereka pecah kongsi dan ada tempat oleh-oleh yang lebih besar bernama Toko Aneka Sari Rasa. Anyway, kalau kata kami sih sama aja lah barang-barangnya, jadi terserah mau beli di toko yang mana Kopi. Habis sarapan dan belanja oleh-oleh, waktunya cari kopi. Akhirnya nemu di komplek ruko di Jalan Sultan Hassanudin, Teluk Betung. Kopi di sini cuma ada manual brew, tapi hasilnya lumayan mantap untuk metode manual. Tekstur susunya halus dan suhunya pas. Di sini banyak jenis biji kopi dari berbagai daerah yang bisa dipilih sendiri. Mereka juga sering kasih complementary tasting karena rajin brewing jenis biji yang berbeda-beda. Kalau ga suka kopi, di sini juga ada banyak pilihan minuman non-kopi dan beberapa II. Dapet banyak rekomendasi dari para follower di IG kalau jangan sampe melewatkan ayam goreng di Begadang. Kebetulan diajakin sama follower yang memang orang Lampung buat makan di sini. Pas banget! Langsung deh makan rendang, perkedel, sate ayam sama ayam goreng crispy yang katanya cuma ada di sini. Satu-satunya! Ga ada di rumah makan Padang lainnya. Oh ya, walaupun Begadang ada banyak cabangnya, katanya yang paling enak Begadang II yang lokasinya deket bunderan patung Coffee. Abis maksi, lanjut ngopi lagi sambil nongkrong-nongkrong. Meskipun namanya sangat generik, The Coffee ini ada di top recommended coffee shop di Lampung. Kopinya ada banyak pilihan dan minuman lainnya pun banyak menarik. Di sini susunya bisa pilih mau pake susu biasa, non-fat, soy milk atau almond milk. Tempatnya cozy buat kongkow-kongkow dan ada makanan berat juga. Lokasinya di Jalan Way Sungkai, 123. Belum lengkap ke Lampung kalau belum makan pempek. Karena waktunya mepet gara-gara diajakin makan lagi sama keluarga besar, akhirnya kami beli pempek untuk dibawa pulang ke Bandung saja. Dari hasil tanya sana sini memang katanya Pempek 123 ini yang paling recommended. Kalau mau bawa pulang buat oleh-oleh enak banget karena mereka punya packingan khusus. Pempeknya dimasukin plastik kemudian di-vacuum dan dimasukin ke dus kecil. Pokoknya udah rapih & aman banget deh. Lokasi Pempek 123 di Lampung ada 2, satu di Teluk Betung Jalan Ikan Belanak, satu lagi di Pahoman Jalan Jendral Sudirman. Harga 1 paket pempek campur isi 10 biji Tapi selain itu ada banyak kombinasi paket Desa. Malam ini kami makan bersama lagi dengan keluarga besar karena kemarin ada yang belum sempat ketemu. Katanya di Lampung ini kalau menjamu tamu biasanya memang kebanyakan dibawa ke restoran seafood. Maklum, dekat laut jadinya banyak hasil tangkapan segar. Saung Desa memiliki nuansa Sunda, terlihat dari bangunan saung super besarnya. Tapi kalau makanannya sih menurut kami tidak terlalu Sunda, generik seafood dan sayuran lainnya. Enaknya, di sini bisa pilih sendiri seafoodnya dari peti es, baik dari segi ukuran ataupun kualitasnya, kemudian customized metode masak goreng/bakar dan sausnya. Lokasi Jalan Slamet Riyadi, Teluk ke-3El’s Coffee. Hari terakhir tidak sempat ke mana-mana karena flight ke Bandung jam 920. Namun kami masih sempat ngopi di El’s Coffee di Bandara Raden Inten II. Kami pernah ke El’s Coffee 3 tahun lalu, waktu masih baru ada 1 lokasi. Rupanya dalam 3 tahun El’s Coffee berkembang sangat pesat karena sekarang sudah ada banyak cabangnya di mana-mana. Begitu masuk El’s Coffee di bandara, serasa masuk Starbucks dengan citarasa lokal. Berbagai toples dengan biji kopi dari beberapa daerah di Indonesia berderet rapi di dekat pintu masuk. Interior lemari kaca dan meja kursinya pun agak mirip dengan Starbucks. Kualitas kopinya meningkat jauh dibanding 3 tahun lalu dan bisa dibilang paling baik di Lampung saat ini. Tapi kemarin kami dapat kopi yang tumpah meleber akibat bentuk gelasnya yang melebar ke atas, jadi begitu kena goncangan sedikit langsung tumpah. Staff tidak berinisiatif bikinin kopi baru, tapi pisin yang kotor diganti dan pinggiran cangkirnya dilap saja dengan tissue. Harga kopinya cukup mahal untuk ukuran Lampung, secangkir cappuccino dibandrol cukup banyak yang bisa didapat kan meskipun cuma 2 hari di Bandar Lampung? Lumayan bisa jadi alternatif liburan long weekend nih dari Jakarta atau Bandung. Next time kalau ke Lampung lagi baru eksplor pantai-pantainya deh pas waktunya lebih ya, kali ini kami rajin bikin vlog lho. Jangan lupa ditonton ya! 🙂Jadi, kapan kamu mau jalan-jalan ke Lampung? Ada yang sudah pernah cobain pakai fitur Flight+Hotel juga? Enaknya dipake ke mana lagi ya?

itinerary lampung 2 hari 1 malam